skip to main |
skip to sidebar
Dodol Betawi
Dodol ataupun jenang
sering identik dengan makanan khas Betawi, Garut dan Purwokerto. Namun,
dodol merupakan sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan
ringan dan manis. Cukup sulit, membuat dodol yang benar-benar
menghasilkan kenikmatan yang berkualitas tinggi, proses pembuatan yang
lama serta keahlian yang tinggi pula.
Sebagai Ibukota Negara RI,
Jakarta memiliki oleh-oleh yang demikian itu, Dodol Betawi. Masyarakat
Betawi sangat antusias dalam menanggapi persoalan makanan manis ini.
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat dodol terdiri dari santan
kelapa, garam, gula pasir, tepung beras dan gula merah.
Condet,
salah satu wilayah yang dijadikan sebagai pusat Cagar Budaya Betawi pada
pemerintahan Gubernur Ali Sadikin sejak 1976, merupakan perwujudan
makanan masyarakat Betawi yang bercirikhas seperti dodol. Peninggalan
kebudayaan pada hal pangan ini, dapat anda jumpai pada Warung Dodol Bu
Mamas di Jalan Batu Ampar I RT 13 RW 04 Condet, Kramat Jati, Jakarta
Timur.
Selain itu, Jakarta menyimpan banyak lokasi dalam produksi
pangan yang legit ini. Seorang wanita gigih di Jalan Kebagusan 3, Gg.
Bakso, Ragunan, Jakarta Selatan, Nining yang merebah perjuangan
bisnisnya sejak 1971 beserta suami, melanjutkan perjuangan neneknya yang
hingga kini sudah meraih kesuksesan yang sangat gemilang. Berbagai
gerai telah didirikan di wilayah nusantara, sedangkan Dodol Nining juga
dijadikan sebagai oleh-oleh yang diimpor ke luar negeri.
Bagi
anda pengunjung Jakarta dan penikmat dodol, tak perlu khawatir untuk
membelinya di lokasi tersebut di atas, layak untuk direkomendasikan.
Harganya pun relatif makanan ringan lainnya, berkisar antara Rp.
50.000,- hingga Rp. 100.000,- dalam ukuran setengah kuali yang berasa
durian. Sedangkan bagi anda yang berminat membeli satu kuali, sekitar Rp
500.000. (id.wikipedia.org/rmb)
Sumber: mediaindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar