Batuk mungkin terlihat seperti penyakit
yang ringan, tapi tetap tak boleh Bunda anggap enteng, terutama jika
sudah terlalu sering menyerang si kecil. Untuk mengatasi batuk pada
anak, sebelumnya Bunda perlu mengenali dulu apa penyebabnya. Apakah
karena asma, bronkiolitis, croup, atau sekadar influenza.
Batuk karena asma umumnya dipicu oleh
alergen, seperti udara yang dingin, bulu binatang, debu, atau asap.
Obat-obatan saat ini belum ada yang bisa sepenuhnya menyembuhkan asma,
tapi bisa meredakan gejalanya. Karena itu, untuk mengatasi batuk pada
anak yang disebabkan oleh asma, Bunda bisa memberikannya obat asma dan
menjaganya dari paparan alergen. Jika asma yang diidap si kecil masih
pada taraf ringan, ia masih bisa beraktivitas dengan normal. Tapi pada
kasus alergi yang lebih akut, Bunda mungkin harus memeriksakan kesehatan
si kecil secara rutin.
Adapun batuk karena bronkiolitis
biasanya mirip dengan gejala flu biasa, yaitu dibarengi dengan pilek,
bersin, dan demam. Namun, biasanya kondisi ini berlanjut hingga lebih
dari seminggu. Penyebabnya adalah infeksi virus pada bronchioles—saluran
udara kecil pada paru-paru. Dalam keadaan meradang, saluran-saluran ini
akan dipenuhi lendir sehingga mengganggu jalur pernapasan si kecil.
Cara mengatasi batuk pada anak yang disebabkan oleh bronkiolitis adalah
dengan memberi minum banyak-banyak untuk meluruhkan lendir tersebut.
Lain halnya dengan batuk sesak (croup),
yang biasanya diiringi suara melengking. Meskipun jarang dibarengi
dengan demam, batuk jenis ini seringkali mengganggu tidur si kecil di
malam hari. Penyebabnya adalah pembengkakan pada pita suara di pangkal
tenggorokan dan batang tenggorokan akibat virus pernapasan. Untuk
mengatasi batuk pada anak akibat croup, Bunda bisa membukakan jendela
atau menyalakan pelembap udara (humidifier) agar si kecil bisa bernapas
dengan udara yang lebih segar.
Kemudian, untuk mengatasi batuk pada
anak yang disebabkan oleh influenza, Bunda bisa menggunakan obat tetes
hidung atau alat penyedot khusus jika si kecil belum bisa membuang
lendir yang menyumbat hidungnya. Tapi untuk anak di atas usia 2 tahun,
Bunda bisa memberinya obat dekongestan. Jika batuk dan pilek masih
berlangsung hingga memasuki hari ke-10, barulah Bunda memeriksakan si
kecil ke dokter untuk memastikan bahwa ia tak mengidap sinusitis.
Sebagai alternatif penyembuhan, Bunda
juga bisa menggunakan madu yang khasiatnya sudah diakui para dokter.
Selain lebih aman untuk mengatasi batuk pada anak, madu juga lebih
efektif daripada dextromethorphan—kandungan utama dalam obat batuk.
Namun, sebaiknya madu jangan diberikan pada bayi di bawah satu tahun
untuk menghindari risiko botulisme atau keracunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar